UPDATE KONTAK ADMIN !!! SMS/WA : 0856.4344.7420 | MAAF TIDAK TERIMA TELP
INFO PENTING

Rabu, 03 Agustus 2016

Kenali Lebih Lanjut Penyakit Hepatitis B



Hati memiliki ratusan fungsi sehingga menjadi salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia. Fungsi hati di antaranya adalah memproduksi cairan empedu yang dapat membantu pencernaan lemak, menyimpan karbohidrat, memproduksi senyawa yang penting dalam pembekuan darah, serta menghilangkan racun dari tubuh.

Manusia hanya memiliki satu buah hati. Organ ini memiliki daya tahan yang sangat tangguh. Hati bahkan tetap bekerja meski mengalami kerusakan dan mampu terus beregenerasi (memperbaiki diri) selama tidak mengalami kerusakan yang benar-benar parah.

Salah satu infeksi serius yang dapat menyerang hati adalah hepatitis B yang disebabkan oleh virus. Beberapa gejala hepatitis B antara lain: 
  • Kehilangan nafsu makan. 
  • Mual dan muntah. 
  • Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang menguning). 
  • Gejala yang mirip pilek, misalnya lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala. 

Tetapi gejala-gejala tersebut tidak langsung terasa dan bahkan ada yang sama sekali tidak muncul. Karena itulah banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh hingga munculnya gejala pertama infeksi tersebut. Masa inkubasi hepatitis B biasanya berkisar antara 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus.


Penderita Hepatitis B di Indonesia

Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa hepatitis B merupakan penyebab lebih dari 780.000 kematian tiap tahun di dunia.

Di Indonesia sendiri, hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi hepatitis B sebesar 9,4%. Hal ini berarti satu dari 10 penduduk Indonesia terinfeksi Hepatitis B. Sayangnya, hanya satu dari lima penderita hepatitis B di Indonesia yang sadar bahwa mereka mengidap penyakit ini.

Cara Penularan Hepatitis B

Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnya sperma dan cairan vagina. Virus penyakit ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV. Beberapa cara penularannya adalah: 
  • Kontak seksual, misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat pengaman. 
  • Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi darah penderita hepatitis B. 
  • Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya petugas kesehatan (paramedis) yang sering berurusan dengan darah manusia. 
  • Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada bayinya saat persalinan. 

Diagnosis pada Hepatitis B

Diagnosis hepatitis B dilakukan melalui pemeriksaan darah. Yang perlu diperhatikan adalah pendeteksian HBsAg (hepatitis B surface antigen). HbsAg adalah lapisan luar virus hepatitis B yang memicu reaksi dari sistem kekebalan tubuh Anda.

Munculnya hasil positif menunjukkan bahwa hati Anda melepaskan protein hepatitis B ke dalam darah. Hal ini mengindikasikan adanya infeksi.

Selain tes HBsAg, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menjalani pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu evaluasi fungsi hati. Pemeriksaan ini juga dilakukan melalui tes darah untuk mengetahui adanya kerusakan hati atau tidak.

Hepatitis B Akut dan Kronis

Infeksi hepatitis B dapat terjadi dalam waktu singkat (akut) atau jangka panjang (kronis).

Virus hepatitis B umumnya tinggal dalam tubuh selama kira-kira 30-90 hari. Inilah yang dikenal sebagai hepatitis B akut. Infeksi akut ini umumnya dialami orang dewasa. Jika mengalami hepatitis B akut, sistem kekebalan tubuh Anda biasanya dapat melenyapkan virus dari tubuh dan Anda akan sembuh dalam beberapa bulan.

Sedangkan hepatitis B kronis terjadi saat virus tinggal dalam tubuh selama lebih dari enam bulan. Jenis hepatitis B ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Anak-anak yang terinfeksi virus pada saat lahir berisiko empat sampai lima kali lebih besar untuk menderita hepatitis B kronis dibanding anak-anak yang terinfeksi pada masa balita. Sementara untuk orang dewasa, 20% dari mereka yang terpapar virus ini akan berujung pada diagnosis hepatitis B kronis.

Penderita hepatitis B kronis bisa menularkan virus meski tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Sirosis adalah tahap terakhir dari hepatitis B kronis. Sirosis adalah kondisi organ hati yang telah mengalami kerusakan berkelanjutan dan akhirnya membentuk jaringan luka atau parut. Jaringan ini berbeda dari jaringan hati yang sehat. Dalam kondisi siroris, sel-sel hati telah berubah dan jaringannya telah mengeras sehingga fungsi hati pun menurun secara drastis. Satu dari lima penderita hepatitis B mengalami sirosis. Komplikasi ini membutuhkan sekitar 8-20 tahun untuk berkembang. Diperkirakan sekitar 10 persen penderita sirosis akhirnya mengalami kanker hati.


Penyebab Hepatitis B


Hepatitis B termasuk penyakit yang sangat mudah menular. Virus ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV. Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita hepatitis B yang tergolong tinggi.

Penularan hepatitis B dapat melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain penderita. Risiko Anda akan makin tinggi jika Anda tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi.
Pajanan Darah yang Sudah Terinfeksi Hepatitis B

Risiko terkena hepatitis B akan meningkat jika Anda:
  • Berbagi sikat gigi, alat cukur, dan handuk yang sudah terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang dan berbagi jarum suntik serta peralatan lainnya (misalnya, sendok atau bong).
  • Berhubungan seks dengan pengguna obat-obatan terlarang yang memakai dan berbagi jarum suntik.
  • Memiliki luka terbuka dan terjadi kontak dengan darah yang terinfeksi.
  • Bekerja dan berurusan dengan darah. Paramedis dan staf laboratorium memiliki risiko lebih tinggi terhadap ketidaksengajaan tertusuk jarum suntik bekas.
  • Menjalani transfusi darah di klinik atau rumah sakit yang tidak memeriksa darah untuk hepatitis B. Semua darah yang akan digunakan dalam transfusi harus dites untuk berbagai penyakit, termasuk hepatitis B.
  • Menjalani pengobatan atau perawatan gigi di klinik atau rumah sakit dengan peralatan yang tidak steril.
  • Menindik atau menato tubuh di tempat yang peralatannya tidak steril.
Pajanan Cairan Tubuh yang terinfeksi Hepatitis B

Cairan tubuh merupakan salah satu perantara utama dalam penularan hepatitis B. Risiko Anda untuk terkena penyakit ini akan meningkat jika Anda:
  • Melakukan hubungan seks tanpa kondom (termasuk seks oral dan seks anal), terutama jika pasangan Anda sudah terinfeksi.
  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang.

  • Pekerja seks komersial (wanita atau pria) juga berisiko tinggi tertular hepatitis B.
Penularan Dari Ibu Kepada Bayi

Jika ibu hamil terkena hepatitis B, bayinya dapat tertular selama masa kehamilan atau pada saat lahir. Para ibu hamil dianjurkan untuk menjalani tes darah sehingga hepatitis B dapat segera terdeteksi.

Penularan hepatitis B dari ibu kepada bayinya masih dapat dicegah. Caranya adalah dengan memberi vaksin hepatitis B pada sang bayi saat dilahirkan (sebaiknya dalam waktu 12 jam). Pemberian ASI juga boleh dilakukan jika sang bayi sudah menerima vaksin pada saat lahir.



Atasi keluhan Anda dengan Firmax3
Konsultasi & Informasi Pemesanan 

Pin : 5F5B0CB2 
SMS/WA : 088216771320 
Copyright © 2015 ON FirMax | Sehat Sejahtera Bersama FirMax3